Kamis, 11 Desember 2014

Pulau monyet, peristirahatan simpanse korban penelitian medis

Pernah nonton film Planet of the Apes? Film ini menceritakan tentang pertarungan antara manusia dan kera cerdas yang saling berebut kuasa. Ternyata, tempat seperti yang diceritakan dalam film Planet of the Apes bisa kita temui di dunia nyata.

Terletak di sebuah daerah terpencil yang jauh di hutan Afrika Barat, terdapat sebuah area yang dihuni oleh puluhan simpanse yang dulunya digunakan dalam penelitian medis. Mereka adalah pahlawan bagi manusia, karena tanpa mereka, para ilmuwan tentunya tidak dapat memformulasikan berbagai macam obat.

Para simpanse ini telah berhasil bertahan dari berbagai macam penyakit dan berbagai tes medis. Mereka semua dulunya adalah penghuni The Liberian Institute of Biomedical Research (Vilab II). Lembaga medis ini memainkan peran penting dalam pengembangan pengobatan untuk penyakit seperti Hepatitis selama tahun 1970-an. Namun, kemudian laboratorium ini tutup pada pertengahan 2000-an karena tekanan dari aktivis hak-hak binatang.

Photo: Kingswan
Semua simpanse itu kemudian dipindahkan ke sebuah pulau terpencil di Pulau Liberian di Sungai Farmington untuk menikmati masa pensiun mereka. Pulau ini pun kemudian dikenal penduduk setempat sebagai Monkey Island atau Pulau Kera.

Pulai ini menjadi rumah bagi lebih dari 60 simpanse yang hanya menerima kehadiran beberapa teman manusia yang akrab dengan mereka. Kisah mereka pernah diulas dalam sebuah film dokumenter pendek yang diberi judul Island of the Apes. Film tersebut dibuat untuk mempromosikan film Dawn of the Planet of the Apes yang dirilis tahun ini.

Photo: AACC Liberia
Film dokumenter pendek yang diberi judul Island of the Apes ini menggambarkan perjalanan dan pengalaman wartawan Amerika Kaj Larsen ketika berkunjung ke Monkey Island. Untuk mencapai pulau tersebut, Larsen harus menyetir sejauh 64 km dari Monrovia ke desa Marshall, dan kemudian bernegosiasi dengan penduduk setempat untuk membawanya ke pulau itu dengan menumpang salah satu kano mereka. Setelah bernegosiasi tentang harga sewa kano, dia pun dikenai biaya sewa seharga USD 80 (sekitar Rp 987.320).

Larsen juga membeli beberapa sisir pisang untuk diberikan kepada para simpanse itu. Namun, dia sempat diperingati penduduk desa untuk tidak melanjutkan perjalanannya karena itu sangat berbahaya. Kera-kera itu bisa saja menelannya hidup-hidup. Jerry, penjaga keamanan di pulau itu, mengatakan bahwa perjalanan ini sangat berbahaya dan para kera biasanya akan berubah agresif ketika bertemu orang asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar